Nama : Hendah Lahyunita Kusiandari
Kelas : 4EB08
NPM : 23211278
95
|
PENGARUH PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PRAKTIK TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
Titi Suhartati
*), Sabar Warsini, Nedsal Sixpria
Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Jakarta, Kampus Baru UI Depok 16425
Email : titis@yahoo.com *)
Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh
pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan praktik Good
Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan (Firm Value). Penelitian
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari database OSIRIS dan Bursa Efek
Indonesia untuk perusahaan manufaktur periode 2007-2008. Metode pemilihan
sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 31 sampel perusahaan
manufaktur. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel praktik GCG
dan variabel kontrol telah mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar
62,68%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel GCG yaitu
jumlah independent board (positif) dan board size (negatif), variabel kontrol
size dan sales growth signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (firm
value).
Kata kunci: tanggung jawab, tata kelola, nilai perusahaan
Abstract
This study examined the effect of
disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) and the practice of Good
Corporate Governance (GCG) with firm value (Firm Value). This study uses
secondary data obtained from the OSIRIS database and the Indonesia Stock
Exchange for the period 2007-2008 of manufacturing companies. The sample
selection methods using purposive sampling and sample obtained 31 manufacturing
companies. The test results prove the hypothesis that the variables of good corporate
governance and control variables have been able to explain the value of the
company amounted to 62.68% variable. The results of hypothesis testing indicate
that the disclosure of CSR does not significantly affect the value of the
company. While the number of independent variables GCG board (positive) and
board size (negative), the size of the control variables and sales growth
significantly affects the value of the company (firm value).
Keywords: corporate social
responsibility, corporate governance, board, firm value
PENDAHULUAN
Isu
mengenai tata kelola perusahaan (Corporate Governance/CG) mulai
mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami
krisis yang berkepanjangan. Penelitian Mitton (2000) menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang
berkaitan dengan CG
mempunyai dampak yang kuat terhadap kinerja perusahaan selama periode krisis di
Asia Timur (tahun 1997 sampai dengan tahun 1998). Penelitian tersebut dilakukan
dengan menggunakan sampel perusahaan yang berada di Indonesia, Korea, Malaysia,
Pilipina, dan Thailand. Hasil penelitian menyatakan
bahwa perusahaan
dengan kualitas pengungkapan yang lebih baik, kepemilikan pihak eksternal yang
lebih terkonsentrasi, dan perusahaan yang lebih terfokus (dibandingkan dengan
yang terdiversifikasi) memiliki kinerja pasar yang lebih baik.
Pernyataan
tersebut dikuatkan oleh penelitian Tabalujan (2002) menyatakan bahwa salah satu
penyebab lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya CG
yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik
pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan
dalam praktek CG sebagai salah satu upaya untuk melepaskan diri dari
krisis ekonomi. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai
penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan
berinvestasi pada suatu perusahaan.
Penelitian
mengenai hubungan tanggung jawab social perusahaan (Corporate Social Responsibility/
CSR) dan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan namun menunjukkan
hasil yang tidak konsisten.
Perbedaan
hasil penelitian tersebut menjadi menjadi motivasi penelitian ini untuk
mengembangkan penelitian mengenai CG dan CSR. Terkait mekanisme CG, penelitian
ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian Cornett et al. (2006)
dengan objek penelitian pada perusahaan go public di Indonesia mengenai
konsep indikator mekanisme CG terdiri dari; kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan
komisaris. Konsep CG timbul sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan
antara manajer dan pemegang saham menimbulkan permasalahan yang disebut masalah
keagenan (agency problem). Menurut pendekatan keagenan, struktur
kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan
antara manajer dan pemegang saham (Ituruaga dan Sanz, 2000).
Pengungkapan
informasi diharapkan akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.
Beberapa hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa pengungkapan informasi
keuangan berguna untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pelaku pasar
modal, sehingga investor percaya bahwa transaksi di pasar modal terjadi dengan
harga
yang
wajar. Kepercayaan investor ini kemudian diikuti dengan peningkatan likuiditas
saham (Jiambalvo, 1996) dan penurunan biaya modal (Botosan, 1997). Hal tersebut
diharapkan memberi dampak positif pada nilai perusahaan (firm value).
Penelitian CSR oleh Verecchia
(1983) dalam Basamalah et al, (2005) menjelaskan bahwa perusahaan akan
mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji hubungan pengungkapan tanggung jawab sosial dan
praktik tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan menambahkan
variabel ukuran komite audit sebagai proksi dari mekanisme CG.
METODE
PENELITIAN
Data dan Sampel
Penelitian
Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006:11) dengan
bentuk hubungan kausal. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder
dan cross section yaitu berasal dari laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008 dan
database OSIRIS. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling yaitu
“teknik
penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu”. (Indriantoro dan
Supomo, 2002:131). Dalam hal ini sampel yang diambil harus memenuhi
karakteristik yang disyaratkan. Secara umum, karakteristik tersebut perusahaan
yang bergerak dibidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2007-2008 dan mengungkapkan informasi kinerja lingkungan dalam laporan
tahunan (annual report) pada tahun 2007-2008 dan diperoleh 31 perusahaan
(62 firm years).
Model Penelitian
Untuk
menguji hipotesis maka dibuat model yang menjelaskan hubungan antar variable
yang diteliti. Model disusun menggunakan persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Firm Value =
= α0 + α1 CSR + α2 BSize + α3 IndBoard
+ α4 BCommitee + α5 Age + α7 SGrowth + α8 Size +
ε………………………..(1)
Model tersebut terdiri
dari:
§ Variabel
dependen yaitu firm value
§ Variabel
Independent yaitu pengungkapan
CSR
(CSR)
§ Variabel Independent
yaitu jumlah dewan komisaris (Board Size), Jumlah Komisaris Independent (Independent
Board) dan Komite Audit (Board Committee).
§ Variabel kontrol atas
nilai perusahaan (firm value) yaitu umur perusahaan (Age),
pertumbuhan penjualan perusahaan (Sales Growth) dan ukuran
perusahaan (Size).
Operasionalisasi
Variabel
Penjelasan
atas pengukuran variabel model tersebut sebagai berikut:
Variabel Dependen:
§ Firm value
diukur
dengan Tobin's Q
(Yuniasih&Wirakusuma,
2006).
§ CSR diukur dengan angka
indeks Corporate Social Responsibility Index (CSRI) hasil content
analysis. Instrumen pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam
pelitian ini mengacu pada instrument yang digunakan Sembiring (2005
Total item berkisar antara 63-78, tergantung dari jenis industry perusahaan.
Checklist CSR Disclosure items dapat dilihat pada Lampiran 1. Pendekatan
untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu item
CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan nilai 0
jika tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005). Selanjutnya skor dari setiap item
dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus
perhitungan CSRI adalah sebagai berikut:
CSRI =
|
∑Xij
|
|
|
Nj
|
|
Keterangan:
CSRIj
= Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j
Nj
= Jumlah item untuk perusahaan j, nj < 78 Xij = Dummy variable 1 = jika item
I
diungkapkan, 0 = jika
item tidak diungkapkan.
Dengan demikian
0≤CSRIj≤1
Variabel Independent
§ Board
size diukur dari jumlah dewan komisaris
yang ada pada perusahaan.
§ Independentt board diukur dari jumlah komisaris
Independent pada perusahaan dibandingkan dengan total komisaris yang ada pada
perusahaan. (Yammeesri, Herath: 2010)
§ Board Committee diukur dari jumlah komite
audit yang ada pada perusahaan dibandingkan dengan total dewan komisaris.
(Yammeesri, Herath: 2010)
Variabel Kontrol
Age
= umur perusahaan
Menurut
penelitian Muller (1972) semakin bertambahnya umur perusahaan akan menurunkan
biaya-biaya agen dan meningkatkan kinerja perusahaan (Mueller, 1972)
Sales
Growth
Mak
and Kusnadi (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan terkait dengan nilai
perusahaan dan hubungannya positif dan signifikan.
Size
= total aset perusahaan
Majamdar
(1997) menyatakan bahwa terjadi hubungan positif antara ukuran perusahaan
(total aset) dan kinerja perusahaan.
Pengolahan Data dan
Uji Asumsi
Data diolah dan
dianalisis menggunakan program SPSS 16 dan Eviews 7. Metode statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode regresi berganda untuk menguji hubungan antara variabel Independent dan
variabel dependen.
Model regresi linier
berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi
kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). BLUE dapat
dicapai bila memenuhi asumsi klasik (Gujarati & Porter,2009).
Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan regresi berganda, dilakukan
pengujian asumsi klasik. Hal ini dimaksudkan agar model regresi dapat
menghasilkan penduga (estimator) yang tidak bias. Model regresi akan
menghasilkan penduga yang tidak bias jika memenuhi asumsi klasik, antara lain
uji normalitas, bebas multikolinieritas, uji autokorelasi dan bebas
heteroskedastisitas.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Asumsi
Klasik
Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2002).
Hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel
5.1. Uji normalitas dalam pengujian ini menggunakan One-sample Kolmogorov
Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas Asymp.
Sig. (2-tailed) residual model regresi di atas 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
Gambar 3.1. Uji
Normalitas Data
Selain menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov, dilakukan analisis plot normalitas yang diperlihatkan pada
Gambar 3.2. Gambar tersebut memperlihatkan titik-titik berada di sepanjang
garis.
Gambar 3.2. Analisis Plot
Normalitas
Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dalam model regresi terdistribusi
normal.
Uji multikolinearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat korelasi
antar variabel Independent.
Metoda yang dapat
digunakan untuk menguji terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dari matrik
korelasi variabel-variabel bebas (Gujarati, Porter: 2009). Pada matrik
korelasi, jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Selain itu dapat juga dilihat nilai tolerance atau variance
inflation factor (VIF). Batas VIF adalah <10. Hasilnya bahwa
nilai VIF<10 untuk seluruh variabel hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh
variabel bebas multikolinearitas.
Uji
autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan di antara gangguan atau
disturbansi ui atau ei yang masuk ke dalam fungsi regresi (Gujarati &
Porter: 2009). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Biasanya autokorelasi ini terjadi pada variabel
yang menggunakan data runtut waktu atau time series. Meskipun demikian
tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat cross
section. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (D-W). Uji
D-W merupakan salah satu uji untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
(Winarno, 2009). Apabila koefisien D-W (d) akan berada di kisaran 1.54-2.46
maka tidak ditemukan adanya autokorelasi. Koefisien Durbin-Watson menunjukkan
angka 1.919 yang menunjukkan bahwa dalam model penelitian tidak menunjukkan
adanya autokorelasi antara satu residual dengan residual observasi lainnya.
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Salah satu pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
Breusch-Pagan-Godfrey (Winarno,2009). Pada uji ini, nilai residual absolut
diregresi dengan variabel Independent. Jika pengaruh variabel Independent
terhadap variabel dependen secara statistis adalah signifikan, maka terdapat
heteroskedastisitas.
Hasil
uji Breusch-Pagan-Godfrey dengan menggunakan software Eviews7 menunjukkan bahwa
probabilitas untuk semua variabel menunjukkan nilai yang tidak signifikan, hal
ini artinya bahwa model regresi bebas heteroskedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Hasil
pengujian atas model regresi berganda untuk menguji hipotesis menggunakan
Software Eviews versi 7. Model regresi yang telah disusun yaitu:
Firm Value =
= α0 + α1 CSR + α2 BSize + α3 IndBoard
+ α4 BCommitee + α5 Age + α7 SGrowth + α8 Size + ε
Signifikansi level
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah 1%,5% dan 10%. Hasil pengujian
hipotesis dapat pada bagian selanjutnya.
Hasil regresi tersebut
menunjukkan bahwa beberapa variabel Independent mampu menjelaskan variabel
dependen sebanyak 62,68% (Adj.R-squared=0.626830), sisanya dijelaskan oleh
variabel Independent lainnya yang tidak teridentifikasi dalam penelitian ini.
Pengaruh
masing-masing variabel Independent terhadap nilai perusahan diringkas dalam
tabel berikut.
Tabel 3.1. Hasil
Regresi
Variabel Independent
|
Hasil (α =0.01,
|
|
0.05,0,10)
|
Pengungkapan CSR
|
p-value =
|
(CSR) tidak
signifikan
|
0.2184>
0.10
|
berpengaruh terhadap
|
|
nilai perusahaan
|
|
Jumlah Board
|
p-value =
|
(SBOARD) signifikan
|
0.0987<
0.10
|
berpengaruh terhadap
|
|
nilai perusahaan
|
|
|
|
Jumlah Independent
|
p-value =
|
Board (IBOARD)
|
0.0964<
0.10
|
signifikan
berpengaruh
|
|
terhadap nilai
|
|
perusahaan
|
|
|
|
Jumlah Board Komite
|
p-value =
|
(KOMDIT) tidak
|
0.1853>
0.10
|
signifikan
berpengaruh
|
|
terhadap nilai
|
|
perusahaan
|
|
|
|
Umur Perusahaan
|
p-value =
|
(AGE)
signifikan
|
0.0951<
0.10
|
berpengaruh terhadap
|
|
nilai perusahaan
|
|
|
|
Pertumbuhan Penjualan
|
p-value
=
|
(GROWTH) signifikan
|
0.0487<
0.05
|
berpengaruh terhadap
|
|
nilai perusahaan
|
|
|
|
Ukuran
|
p-value =
|
Perusahaan/total aset
|
0.1711>
0.10
|
(SIZE) tidak
signifikan
|
|
berpengaruh terhadap
|
|
nilai perusahaan
|
|
|
|
Hasil
atas uji hipotesis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Firm Value =
0.257996 + 0.301568 CSR -
0.123616 BSize +
0.0087536 IndBoard +
0.029331BComittee +
0.073003 Age + 0.071417 Growth
+ 0.002801
Size
Dari
persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan mengenai pengaruh variabel
Independent terhadap variabel dependen sebagai berikut:
§ Pengungkapan CSR
tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga meskipun
memiliki arah positif tetapi variabel Independent ini tidak mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
§ Jumlah dewan komisaris
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan tetapi mempunyai arah
negatif sehingga semakin banyak jumlah dewan komisaris maka akan menurunkan
nilai perusahaan.
§ Jumlah dewan komisaris
Independent signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan
mempunyai arah positif sehingga semakin banyak jumlah dewan komisaris maka
semakin meningkatkan nilai perusahaan.
§ Jumlah komite dewan
komisaris (komite audit) tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan meskipun mempunyai arah positif tetapi variabel Independent ini
tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
§ Umur perusahaan signifikan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mempunyai arah positif sehingga
semakin bertambah umur perusahaan maka semakin meningkatkan nilai perusahaan.
§ Pertumbuhan
penjualan signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mempunyai
arah positif sehingga semakin
baik pertumbuhan
penjualan maka semakin meningkatkan nilai perusahaan.
§ Ukuran perusahaan
(total aset) tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
meskipun memiliki koefisien positif tetapi variabel independen ini tidak
mempunyai tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
PEMBAHASAN
Pembahasan
hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis dan hasil regresi yang
telah dijelaskan pada Bab 3. Dalam pembahasan ini akan dianalisis pengaruh dari
pengungkapan CSR dan praktik GCG terhadap nilai perusahaan yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak signifikan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (p- value = 0.2184). Jadi meskipun
pengungkapan CSR arahnya positif terhadap nilai perusahaan tetapi tidak
mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini tidak
mendukung hipotesis awal bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Indikasi penyebabnya adalah pengukuran
pengungkapan CSR yang diukur dengan content analysis. Dimana
hampir seluruh sampel tidak memiliki indeks diatas 70%, hal tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel belum
mengungkapkan keseluruhan informasi sesuai checklist index yang menjadi
acuan dalam mengukur tingkat pengungkapan informasi CSR. Dalam
penelitian ini praktik GCG diproksikan dengan Jumlah Dewan Komisaris (Board
Size), Jumlah Dewan Komisaris Independent (Independent Board) dan
Jumlah Komite Audit (Board Committee).
Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris signifikan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (p-value = 0.0987) tetapi
mempunyai arah negatif. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis awal
(H2) bahwa board size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Tetapi hasil penelitian ini mendukung penelitian Bonn et al. (2004) yang
menemukan bahwa ukuran board mempunyai hubungan negatif dengan nilai
perusahaan dalam kasus perusahaan di Jepang dan mengusulkan bahwa sulit untuk
perusahaan yang memiliki
ukuran board
yang besar dalam koordinasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris independen signifikan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (p-value = 0.0964).
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis awal (H3) bahwa Independent board berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Juga mendukung penelitian Baysinger
& Butler (1985) dan Mak and Kusnadi (2005) yang menyatakan bahwa semakin
banyak board yang Independent berhubungan dengan nilai perusahaan yang
tinggi (greater firm value). Studi ini juga menilai hubungan antara
komposisi board dengan kinerja keuangan dan mengusulkan bahwa perusahaan
yang memiliki board independent lebih banyak akan menghasilkan
kinerja yang superior.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jumlah komite dewan komisaris (komite
audit) tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (p-value =
0.1853). Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis awal (H4) bahwa Komite
audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi sesuai dengan hasil
penelitian Klein (1998) yang menguji hubungan antara komposisi komite yang
merupakan bagian dari board dengan nilai perusahaan dan menyatakan bahwa
tidak ada korelasi yang signifikan antara persentase jumlah anggota komite
audit dan komite kompensasi dengan kinerja perusahaan. Klein menilai tugas
komite remunerasi adalah menyusun dan merancang jumlah remunerasi untuk para
manajer tidak terkait dengan peningkatan nilai perusahaan.
Variabel control dalam
model regresi penelitian ini terdiri dari umur perusahaan (age),
pertumbuhan penjualan (sales growth) dan ukuran perusahaan/total aset (size).
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa umur perusahaan signifikan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (p-value = 0.0951) dan mempunyai arah positif
sehingga semakin bertambah umur perusahaan maka semakin meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Muller (1972) yang
menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur perusahaan akan menurunkan
biaya-biaya agen dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (p-value = 0.1711) Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Majamdar (1997) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan
positif antara ukuran perusahaan (total aset) dan kinerja perusahaan.
Uji sensitivitas dilakukan
untuk menguji apakah model penelitian telah memberikan informasi yang
sebenarnya. Dalam pengujian ini, model akan kembali diuji dengan menggunakan
metode regresi yang berbeda dengan menggunakan metode cross section
dimana sebelumnya telah diuji dengan menggunakan dana panel. Selain itu uji
robust dilakukan dengan mengganti proksi variabel dependen nilai perusahaan
Tobin‟Q dengan ROA dan
ROE. Hasilnya konsisten dengan pengujian utama.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang telah disusun telah
menghasilkan nilai Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa beberapa variabel
Independent mampu menjelaskan variabel dependen sebanyak 62,68%
(Adj.R-squared=0.626830), sisanya dijelaskan oleh variabel Independent lainnya
yang tidak teridentifikasi dalam penelitian ini.
Dapat disimpulkan
bahwa:
a)
Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak signifikan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan sehingga meskipun memiliki arah positif tetapi
variabel independen ini tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
b)
Praktik Good
Corporate Governance
(GCG)
yang diproksikan dengan jumlah dewan komisaris (Board Size), dewan
komisaris independen (Independent Board) mempunyai hasil sebagai
berikut:
§ Jumlah dewan komisaris
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan tetapi mempunyai arah negatif
sehingga semakin banyak jumlah dewan komisaris maka akan menurunkan nilai
perusahaan.
§ Jumlah dewan komisaris
independen signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mempunyai arah
positif sehingga semakin banyak jumlah dewan komisaris maka semakin
meningkatkan nilai perusahaan.
§ Jumlah komite dewan
komisaris (komite audit) tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
meskipun mempunyai arah positif tetapi variabel Independent ini tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
c)
Variabel
kontrol nilai perusahaan yang diproksikan dengan umur perusahaan (age),
pertumbuhan penjualan (sales growth) dan ukuran perusahaan/total aset (size)
menunjukkan hasil sebagai berikut:
§ Umur perusahaan
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mempunyai arah positif
sehingga semakin bertambah umur perusahaan maka semakin meningkatkan nilai
perusahaan.
§ Pertumbuhan penjualan
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan mempunyai arah positif
sehingga semakin baik pertumbuhan penjualan maka semakin meningkatkan nilai
perusahaan.
§ Ukuran perusahaan
(total aset) tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan meskipun
memiliki koefisien positif tetapi variabel independen ini tidak mempunyai tidak
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari database OSIRIS dan
Laporan Keuangan atau Annual Report dari Bursa Efek Indonesia terkadang
terdapat perbedaan dalam jumlah sehingga terdapat kesulitan menentukan jumlah
yang tepat. Hal tersebut juga mempengaruhi nilai yang diperoleh terutama dalam
melakukan pengukuran nilai perusahaan yang banyak menggunakan data akuntansi.
Dalam
melakukan content analysis juga peneliti memiliki keterbatasan
pengetahuan karena beberapa data pengungkapan memerlukan judgement
peneliti sehingga hasil yang diperoleh masih memerlukan kajian lebih lanjut
terlebih data pengungkapan CSR masih sulit diperoleh.
Keterbatasan
lainnya adalah jumlah sampel penelitian yang terbatas sehingga hasil penelitian
yang diperoleh tidak bisa digeneralisasikan meskipun untuk industri yang
sejenis.
Saran Penelitian
Selanjutnya
a)
Perlu
kajian lebih lanjut mengenai proses content analysis karena menggunakan
checking list yang sangat banyak sehingga diperlukan penyesuaian
jumlah item yang disesuaikan dengan perusahaan di Indonesia.
b)
Sampel
penelitian diperluas baik dalam jumlah atau dalam waktu penelitian sehingga
menghasilkan kesimpulan yang memadai.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada beberapa pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini khususnya
kepada UP2M dan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta.
Selanjutnya,
peneliti mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada pihak BEI yang telah
memberikan kesempatan dan menginformasikan data yang diperlukan dalam
penelitian ini.
DAFTAR ACUAN
[1]
Ang,
James S., Rebel A. Cole and James Wuh Lin, 2000, “Agency Cost and Ownership
Structure”, Journal of Finance
Vol.
LV.
[2]
Baltagi,
B.H., 2001, Economic Analysis of Panel Data, 2nd edition, Chichester:John Wiley
& Sons, Ltd.
[3] Barclay, M.J., Smith,
C.W. and Watts, 1995,
“The
Determinants of Corporate Leverage and Dividend Policies”, Journal of
American
Corporate Finance
[4]
Basamalah, Anies
S., and Johnny Jermias
(2005), “Social
and Environmental
Reporting and
Auditing in Indonesia:
Maintaining Organizational Legitimacy?”,
Gadjah
Mada International Journal of Business, January-April, Vol. 7, No. 1, pp. 109 –
127.
[5]
Baysinger, B.
and Butler, H.
1985,
„„Corporate
governance and the board of directors: performance effects of changes in board
composition‟‟, Journal of Law,
Economics,
& Organization, Vol. 1 No. 1, pp. 101-24.
[6]
Beasley,
Mark S. 1996. An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of
Director Composition and Financial
Statement Fraud. The Accounting
Review,
Vol.17. No.4, Oktober,
hal.443-465.
[7]
Beasley,
Mark S. 2007. “Audit Committee Involvement in Risk Management Oversight”.
http://google.com, diakses 20 Maret 2011.
[8]
Beck,
T.; R. Levine; dan N. Loayza. 2000. Finance and the sources of growth. Journal
of Financial Economics 58. hal: 261-300.
[9]
Bhagat,
S. and Black, B. (1999), "The uncertain relationship between board
composition and firm performance", Business Lawyer, Vol. 54 No. 3, pp.
921-63.
[10] Bjuggren, Per-Olof,
Johan E. Eklund, dan Daniel Wiberg, 2007. Institutional Owners and Firm
Performance. Working Paper, Royal Institute of Technology, Stockholm,
February, pp 1-26.
[11] Black, Bernard S H.
Jang, dan W Kim. 2003. Does Corporate Governance affect Firm Value? Evidence
from Korea. Finance Working Paper No.103/2005,
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abst ract_id=222491, tgl download 13
Maret 2011.
[12] Black, Bernard S.
2001. The corporate governance behavior and market value of Russian Firms.
Emerging Markets Review, Vol. 2, hal. 89-108.
[13] Bonn, I., Yoshikawa,
T. and Phan, P. (2004), "Effects of board structure on firm performance: a
comparison between Japan and Australia", Asian Business & Management,
Vol. 3 No. 1, pp. 105-25.
[14] Brealey, R.A., Myers,
S.C., dan A.J. Marcus, 2001, Fundamentals of Corporate Finance, Third Edition,
Singapore:McGraw-Hill Companies, Inc.
[15] Carson, E. 2002.
“Factors Associated With
The Development of
Board Sub-
Committees”.
Corporate Governance : An International Review, Vol. 10, No. 1,
pp. 4-18.
[16] Chai, C. X., D.
Hillier, G. Tian, Q. Wu. 2009. “Agency Costs of Government Ownership :A Study
of Voluntary Audit
Committees
Formation in China”. http://ssrn.com/abstract=1339232, diakses tanggal 20 Maret
2011.
[17] Chen, Li, A. Kilgore,
and R. Radich. 2009.
“Audit
Committees : Voluntary Formation by ASX Non-Top 500”. Managerial
Auditing Journal, Vol. 24, No. 5, pp.
475-493.
[18] Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H.
,2006. Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial
Performance. http://papers.ssrn.com/
[19]
Daily,
Catherine, dan Robert Dalton. 1993. Corporate Governance: The Impact of Board
Composition and Structure. The Academy of Management Journal. December,
Vol.37, 1603-1617.
[20]
Dalton,
D.R.; J.L. Johnson; dan A.E. Ellstrand. 1999. Number of directors and financial
performance: A Meta-Analysis. Academy of Management Journal, Vol. 42. No. 6,
hal. 674-686.
[21]
Darwin,
Ali, 2004. “Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia”,
Konvensi
Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan, Yogyakarta.
[22]
Daryatno,
Arief. 2004. Pengaruh Corporate Governance pada Nilai Perusahaan dengan
Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening Simposium Nasional Akuntansi
VII Denpasar Bali, 2-3 Desember.
[23]
Deni
Darmawati, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. (2004). Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi VII, IAI, 2004.
[24]
Dhaliwal,
D. S., Salomon G. L., dan Smith, E. D., 1982, The Effect of Owner Versus
Management Control on the Choice of Accounting Methods. Journal of
Accounting and Economics, Vol.4. hal.41-53.
[25]
Fama, E.
and Jensen, M.
,1983a,
„„Separation
of Ownership and Control‟‟,
The
Journal of Law & Economics, Vol. 26 No. 2, pp. 301-25.
[26]
Fama,
E. and Jensen, M. ,1983b, „„Agency
Problems
and Residual Claims‟‟, The Journal of Law and Economics, Vol. 26 No. 2, pp.
327-49.
[27]
Fama,
Eugene F. 1980. Agency Problems and the Theory of the Firm. Journal of
Political Economy. 88, No.2 (April), hal. 288-307.
[28]
Firth,
M. and Oliver M. Rui. 2006. “Voluntary Audit Committee Formation and Agency
Costs”. http://google.com, diakses 20 Maret 2011.
[29]
Fitdini,
J. Eka. 2009. “Hubungan Struktur
Kepemilikan,
Ukuran Dewan, Dewan Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
Likuiditas dengan Kondisi Financial Distress”. Skripsi. Universitas
Diponegoro.
[30]
Freedman,
M. dan Jaggi, B. 1992. “An Investigation of The Long-Run Relationship Between
Pollution Performance and Economic Performance: the Case of Pulp-and-Paper
Firms”. Critical
Perspectives
on Accounting. Vol. 3(4). pp.315-336.
[31]
Ghozali,
Imam, 2005, Statistik Non Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan SPSS,
(Non-Parametric Statistics: Theory and Application using SPSS), Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
[32]
Goodstein,
J. Gautam, dan Warren Boeker. 1991. The Effect of Owner versus Management
Control on the Choice of Accounting Methods. Journal of Accounting
and Economics, Vol.4. hal.41 -
53.
[33]
Guthrie, J.
and L.D. Parker
, 1990,
“Corporate
Social Disclosure Practice: A Comparative International Analysis”,
Advances
in Public Interest Accounting, Vol. 3, pp. 159-175.
[34]
Hamonangan
dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba
dan Nilai Perusahaan.
Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006.
[35]
Haniffa,
R.M., dan T.E. Cooke, 2005, “The
Impact of
Culture and Governance
on
Corporate Social
Reporting”, Journal of
Accounting
and Public Policy 24, pp. 391-
430.
[36]
Harjoto,
Maretno A, dan Hoje Jo. 2007. Corporate Governance and Firm Value: The Impact
of CSR, Social Science Research Network.
[37]
Harrison,
J.R. 1987. “The Strategic Use of Corporate Board Committees”. California
Management Review, Vol. 30, No. 1, p.109.
[38]
Jensen,
M.C. ,1993,. The Modern Industrial revolution, Exit, and the Failure of
Internal Control System. Journal of Finance, Vol.
48. July, hal.831-880.
|
JURNAL
EKONOMI DAN BISNIS, VOL 10, NO. 2, DESEMBER 2011 : 95-105
|
|||||||||||||||||
[39] Jensen, Michael
C. dan W.H.
Meckling.
|
[51]
Mitton, T. 2002. A cross-firm analysis of
|
|||||||||||||||||
|
,1976, Theory
of The Firm:
Managerial
|
the impact of corporate
governance on the
|
||||||||||||||||
|
Behavior, Agency
Cost and Ownership
|
East Asian
financial crisis. Journal
of
|
||||||||||||||||
|
Structure. Journal of Financial
Economics
|
Financial
|
|
|
Economics,
|
|
hal.
|
|||||||||||
|
3. hal. 305-360.
|
|
|
|
|
|
OECD. 1999.
OECD Principles of
|
|||||||||||
[40] Jiambalvo,J.,1996,
“Discussion of Causes
|
Corporate
Governance.
|
|
|
|
|
|||||||||||||
|
and
|
Consequences
|
of
|
|
Earnings
|
[52]
Morck, R., Shleifer, A. and Vishny, R.W.
|
||||||||||||
|
Manipulation.
|
Contemporary
|
Accounting
|
(1988),
|
„„Management
|
ownership and
|
||||||||||||
|
Research. Vol. 13.
Spring, p.37-47.
|
|
market valuation: an empirical
analysis‟‟,
|
|||||||||||||||
[41]
Yammeesri Jira, Siriyama Kanthi Herath.,
|
Journal of
Financial Economics, Vol.
20
|
|||||||||||||||||
|
2010, Board characteristics and
corporate
|
Nos 1-2, pp.
293-315.
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
value:
evidence from Thailand, Corporate
|
[53]
Nawari, 2010, Analisis Regresi dan SPSS
|
||||||||||||||||
|
Governance. Bradford: Vol. 10,
Iss. 3; pg.
|
17, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
|
||||||||||||||||
279
|
|
|
|
|
|
|
|
|
[54] Nikomborirak, D.,2001,
„„An assessment
|
|||||||||
[42]
Klapper, Leora dan
Inessa Love. 2002.
|
of
the role of board of directors in building
|
|||||||||||||||||
|
Corporate Governance, Investor
Protection
|
good governance:the of Thailand‟‟, paper
|
||||||||||||||||
|
and Performance
in Emerging Market.
|
presented at
The Third Round
Table on
|
||||||||||||||||
|
http://ssrn.com.
|
|
|
|
|
|
|
Corporate Governance: The Role
of Boards
|
||||||||||
[43] Klein, April.
,2002. Audit Committee,
|
and Stakeholders in Corporate Governance,
|
|||||||||||||||||
|
Board Of
Director Characteristics and
|
Singapore, 4-5
April.
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
Earnings
|
Management.
|
|
Journal
|
of
|
[55] Patten, D.M. 2002. “The
relation between
|
||||||||||||
|
Accounting and Economics,
Vol.33. No.3.
|
environmental
|
|
performance
|
|
and
|
||||||||||||
|
August,
hal.375-400.
|
|
|
|
|
|
environmental disclosure: a
research note”.
|
|||||||||||
[44] Komite Nasional
Kebijakan Governance,
|
Accounting, Organization and
Society. 27.
|
|||||||||||||||||
|
(2004). Pedoman
Tentang Komisaris
|
763-773.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
Independen.
|
http://www.governance-
|
[56] Roberts, R.W.
(1992), “Determinants of
|
|||||||||||||||
|
indonesia.or.id/main.htm.
|
|
|
|
|
Corporate
|
|
Social
|
|
Responsibility
|
||||||||
[45] La Porta, Rafael; F.
Lopez-de-Silanes; A.
|
Disclosures: An Application of
Stakeholder
|
|||||||||||||||||
|
Shleifer; dan
R. Vishny. 2000.
Investor
|
Theory”, Accounting,
Organization and
|
||||||||||||||||
|
protection
|
and corporate
|
governance.
|
Society, Vol. 17,
No. 6: 595-612.
|
|
|
||||||||||||
|
Journal of Financial Economics,
58, hal. 3-
|
[57] Rosenstein, S.
and Wyatt, J.G.
(1990),
|
||||||||||||||||
27.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
"Outside
|
directors,
|
board
|
independence,
|
||||||
[46] Laporan
|
Tahunan
|
(Annual
|
Report)
|
and shareholder wealth", Journal
of
|
||||||||||||||
|
Perusahaan Terbuka (Emiten)
yang tercatat
|
Financial Economics, Vol. 26
No. 2, pp.
|
||||||||||||||||
|
di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2008-2009
|
175-91.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
[47] Leland, H. dan D. Pyle, 1977,
“Information
|
[58] Ruigrok, W.,
S. Peck, S.
Tacheva, P.
|
|||||||||||||||||
|
Assymetries,
|
Financial
|
Structure,
|
and
|
Greve, Yan Hu. 2006. “The
Determinants
|
|||||||||||||
|
Financial
|
Intermediation”,
|
Journal
|
of
|
and Effects
of Board Nomination
|
|||||||||||||
|
Finance, May 1977
|
|
|
|
|
|
Committees”.
|
Journal
|
of
|
Management
|
||||||||
[48] Majamdar, S.K.
(1997), „„The impact
of
|
Governance, Vol. 10,
pp.119-148.
|
|
||||||||||||||||
|
size and
age of firm-level
performance:
|
[59] Sayekti,
|
|
Yosefa,
|
2006,
|
“Corporate
|
||||||||||||
|
some evidence from India‟‟,
Pacific-Basin
|
Governance
|
(CG)
|
sebagai
|
|
Faktor
|
||||||||||||
|
Finance Journal, Vol. 12 No. 2,
pp. 231-41.
|
Determinan
|
Pengungkapan
|
Informasi
|
||||||||||||||
[49] Mak, Y.T. and Kusnadi, Y.
(2005), „„Size
|
Corporate
|
Social
|
Responsibility
|
(CSR)
|
||||||||||||||
|
really matters:
further evidence on
the
|
dalam Annual Report
Perusahaan”, Tugas
|
||||||||||||||||
|
negative relationship between
board size
|
Mata Kuliah Seminar in
Corporate Finance
|
||||||||||||||||
|
and firm
value‟‟, Pacific-Basin Finance
|
and Governance,
|
Tidak Dipublikasikan,
|
|||||||||||||||
|
Journal,
Vol. 13 No. 3, pp. 301-18.
|
|
|
Program PIA FEUI,
Jakarta.
|
|
|
|
|||||||||||
[50] Mallette, P.
and Fowler, L.
(1992),
|
[60] Sembiring,
|
Eddy
|
Rismanda
|
,
|
2005,
|
|||||||||||||
|
„„Effects of board composition
and stock
|
“Karakteristik
|
|
Perusahaan
|
|
dan
|
||||||||||||
|
ownership
|
on
|
the
|
adoption
|
of
|
poison
|
Pengungkapan
|
Tanggung
|
Jawab
|
Sosial:
|
||||||||
|
pills‟‟, Academy of Management
Journal,
|
Study Empiris
pada
|
Perusahaan
|
yang
|
||||||||||||||
|
Vol.
35 No. 5, pp. 1010-35.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tercatat Di Bursa Efek
Jakarta”,
Simposium Nasional Akuntansi
VIII, 2005.
[61]
Shamser, M,
and Annuar M.N.,
1993,
“Mangement Versus
Shareholders‟
Interest,
Board Composition, Market Risk and Shareholder returns of Malaysian
Listed Firms”,
Malaysian Management
Reviews,
June Vol 28 No. 2, P. 4-49
[62]
Shivdasani,
A. 1993. Board composition, ownership structure, and hostile takeovers. Journal
of Accounting and Economics 16, hal.: 167-198.
[63]
Shleifer,
A. dan R.W. Vishny. ,1997,. A Survey of Corporate Governance. Journal of
Finance, Vol.52. No.2. Juni, hal.737-783.
[64]
Short,
H.; Keasey, K.,” Managerial ownership and the Performance of Firms:
Evidence from
the UK”, Journal
of
Corporate
Finance, 5, pp.79-101,
[65]
Siegel,
Donald dan Paul, Chaterina J. 2006. Corporate Social Responsibility and
Economic, Springer Science and Business Media, p. 207-211.
[66]
Subramaniam,
Nava, L. McManus, and Jiani Zhang ,2009, ”Corporate Governance,
Firm
Characteristics, and Risk Management Committee Formation in
Australia
Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 4, pp.
316-339.
[67] Suratno, Darsono, dan Siti Mutmainah. 2006. Pengaruh
Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic
Performance.
Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang.
23-26 Agustus. 18
[68]
Winarno,
Wing W, 2009, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, UPP Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
[69]
Xie,
Biao., Wallace N. Davidson and Peter J. Dadalt. ,2003,. Earning Management and
Corporate Governance: The Roles Of The Board and The Audit Committee. Journal
of Corporate Finance, Vol.9. hal.295-316.
[70]
Xu,
Xiaonian dan Yan Wang. 1997. Ownership Structure, Corporate Governance: The
Cases of Chinese Stock Company, Working Paper, http://papers.ssrn.