Kelas : 4EB08
NPM : 23211278
Volume 7, Nomor 2, September 2008, hlm.
174-185
PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DALAM NILAI PERUSAHAAN
Barbara
Gunawan 1
dan Suharti Sri Utami 1
1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Kasihan Bantul DIY 55183 Telpon +62 0274
387656 Fax. +62 0274 387646
E-mail: Barbara@umy.ac.id
Abstract: The research conducts study and analysis
of the influence of corporate social responsibility on firm value with
the percentage of management ownership and the type of industry as moderating
variables. The samples in this research comprise 131 componies which are listed
in Indonesian Stock Exchange during 2005 and 2006. The reasercher found data by
using purposive sampling method and tested the hypotheses by using Simple
Regresson Analysis and Moderated Regression Analysis (MRA). The result of this
research are; First, corporate social responsibility, the percentage of
management ownership, the type of industry, and variables that interact in this
research have an implication to firm value simultaneously; Second, corporate
social responsibility has positive implication to firm value, and Third the
percentage of management ownership and the type of industry do not role as
moderating variables in relation between corporate social responsibility and
firm value.
Keywords: corporate social responsibility, firm
value, management ownership, type of indus-try
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
dan menganalisis pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
nilai perusahaan dengan persentase pengelolaan kepemilik-an dan pengelolaan
jenis industri sebagai variabel moderator. Sampel dari penelitian ini terdiri
dari 131 perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia selama tahun 2005
dan 2006. Peneliti mendapatkan data dengan menggunakan metode purposive
sampling dan pengujian hipotesa menggunakan Simple Regression Analysis and
Moderated Regression Analysis (MRA) Hasil penelitian ini adalah Pertama,
corporate social responsibility, persentase kepemilikan manajemen, tipe
industri, dan variabel-variabel yang berinteraksi dalam riset ini memiliki
impikasi pada nilai perusahaan secara simultan, Kedua, corporate social
responsibility memiliki implikasi positif terhadap nilai perusahaan, dan
Ketiga, persentase kepemilikan manajemen dan jenis industri tidak berperan
sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara corporate social responsibility
dan nilai perusahaan.
Kata kunci: corporate social responsibility, nilai
perusahaan, kepemilikan manajemen, tipe industri
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan mempunyai beberapa
kewa-jiban yang harus senantiasa dipenuhi, kewajib-an tersebut tidak hanya pada
pemegang saham namun juga kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat.
Menurut Suwaldiman (2000), berdasarkan karakteristik sistem
pere-konomian Indonesia, ada 3 kelompok pihak
yang berkepentingan terhadap
pertanggung-jawaban manajemen atas pengelolaan perusa-haan, yaitu investor dan
kreditor, pemerintah dan masyarakat umum. Nurmansyah (2006) berpendapat bahwa
meskipun tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan sebe-sar-besarnya,
sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari masyarakat. Terutama pada saat
sekarang ini dimana masyarakat difokus-kan pada dampak kurang baik dari
masyarakat
bisnis (Ahmad, et al., 2003). Oleh
karena itulah dunia usaha pada saat ini tidak lagi hanya memperhatikan catatan
keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah
meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkung-an yang biasa disebut Triple
bottom line. Sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep
pembangunan berkelanjutan (Siregar, 2007).
Dewasa ini dalam menghadapi dampak globalisasi,
kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara
serius dan terbuka memperhatikan pertang-gungjawaban sosial perusahaan (Edwin
dan Nurdiono, 2007). Dengan menerapkan Corporate social
responsibility (CSR) diharapkan perusaha-an akan memperoleh legitimasi
sosial dan me-maksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Sayekti
dan Wondabio, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Hill, et al.
(Mag-dalena dan Herlina, 2008) menemukan fakta bahwa dalam jangka panjang, perusahaan
yang memiliki komitmen terhadap CSR mengalami kenaikan harga saham yang sangat
signifikan dibandingkan dengan berbagai perusahaan yang tidak melakukan praktik
CSR.
Retno (Nurlela dan Islahuddin, 2008)
menemukan fakta bahwa variabel persentase kepemilikan manajemen berpengaruh
terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah
sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam
perusahaan, manajer perusa-haan akan semakin banyak mengungkapkan informasi
sosial dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan didalam program CSR. Selain
itu, Damsetz (Nurlela dan Islahuddin, 2008) berargumen bahwa kepemilikan oleh
manaje-men yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan dan dia
menyimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan akan mening-katkan nilai perusahaan.
Penelitian
yang dilakukan oleh Gray, et al. (Anggareni, 2006) menunjukkan bahwa
se-makin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif
tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai pe-rusahaan, dengan kata lain biaya
kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Anggraeni 2006) mengatakan bahwa manajer
perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka
untuk meningkatkan image
perusahaan, meski-pun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas
tersebut.
Selain kepemilikan manajemen, tipe
in-dustri juga mempunyai pengaruh positif ter-hadap tingkat pengungkapan sosial
sebagai-mana hasil penelitian yang telah dilakukan Hackston dan Milne pada
tahun 1996. Pene-litian yang dilakukan Anggraeni (2006) mene-mukan hasil bahwa
variabel persentase kepe-milikan manajemen dan tipe industri berpe-ngaruh
signifikan terhadap kebijakan perusa-haan dalam mengungkapkan informasi sosial
dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Penelitian lain dilakukan oleh
Zuhroh (Sayekti dan Wondabio, 2007), yang menemukan bukti empiris bahwa
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh ter-hadap
volume perdagangan saham bagi per-usahaan yang masuk kategori high profile.
Adanya hubungan
antara persentase ke pemilikan manajemen maupun tipe industri dengan tingkat
pengungkapan informasi sosial dan hubungan antara tingkat pengungkapan sosial
dengan nilai perusahaan atau volume perdagangan saham, menimbulkan pertanyaan
apakah mungkin persentase kepemilikan mana-jemen dan tipe industri dapat
memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel CSR dengan nilai
perusahaan, atau dengan kata lain dapat menjadi variabel moderating antara
kedua variabel tersebut.
Penelitian ini berusaha untuk
mengem-bangkan penelitian Rika Nurlela dan Islahud-din (2008) yang berjudul
“Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel
Moderating”, dengan modifi-kasi: (1) mengikutsertakan Bank dan lembaga keuangan
sebagai sampel penelitian, (2) perio-de penelitian yang lebih panjang, (3)
penam-bahan item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, (4) menggunakan
model serta pengujian penelitian yang berbeda, dan
(5) menjadikan variabel tipe industri
sebagai variabel moderating. Adapun rumusan masa-lah penelitian ini adalah: (1)
Apakah CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
(2) Apakah persentase kepemilikan
manajemen berperan sebagai variabel moderating dalam
Peranan Corporate Social Responsibility (Barbara dan Suharti)
|
175
|
hubungan antara CSR dengan nilai
perusaha-an?, (3) Apakah tipe industri berperan sebagai variabel moderating
dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui apakah CSR
berpenga-ruh positif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah
persentase kepemilikan manajemen berperan sebagai variabel moder-ating dalam
hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah
tipe industri berperan sebagai variabel moder-ating dalam hubungan antara CSR
dengan nilai perusahaan?
Tinjauan
Mengenai CSR.
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), mendefinisikan
CSR sebagai suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertin-dak etis
dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setem-pat
atau pun masyarakat luas, bersamaan de-ngan peningkatan taraf hidup pekerjanya
beser-ta seluruh keluarganya. Tanaya (Nurmansyah, 2006) berpendapat bahwa
setidaknya ada tujuh manfaat CSR, yakni: (1) daya saing berkelan-jutan, dimana
CSR sangat berpengaruh terha-dap daya saing perusahaan, (2) menciptakan peluang
bisnis baru, (3) menarik dan memper-tahankan investor dan mitra bisnis yang
ber-kualitas, (4) kerjasama dengan komunitas lokal,
(5) menghindari krisis akibat malpraktek CSR,
(6)
mendapat
dukungan pemerintah karena banyak pemerintahan yang menyediakan in-sentif
keuangan terhadap inisiatif-inisiatif CSR yang baik, dan (7) membantu modal
politik, yakni terciptanya hubungan baik dengan peme-rintah dan tokoh politik,
mempengaruhi pera-turan, menata ulang institusi publik dimana perusahaan
bergantung serta meningkatkan citra publik perusahaan.
Zhegal
dan Ahmed (Anggraeni, 2006) me-ngidentifikasikan hal-hal yang berkaitan
de-ngan pelaporan sosial perusahaan, yaitu seba-gai berikut: (1) Lingkungan,
meliputi pengen-dalian terhadap polusi, pencegahan atau per-baikan terhadap
keruksakan lingkungan, kon-servasi alam, dan pengungkapan lain yang ber-kaitan
dengan lingkungan, (2) Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi,
(3) Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan ter-
hadap minoritas dan perempuan, dukungan
terhadap usaha minoritas, tanggungjawab so-sial, (4) Sumber daya manusia,
meliputi ak-tivitas dalam suatu komunitas dalam kaitannya dengan pelayanan
kesehatan, pendidikan dan seni, (5) Produk, meliputi keamanan, pengu-rangan
polusi, dan lain-lain.
Tinjauan
Mengenai Nilai Perusahaan.
Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Fama (Wah-yudi dan Pawestri, 2006) berpendapat bahwa nilai
perusahaan akan tercermin dari harga pa-sar sahamnya. Wahyudi (Nurlela dan
Islahud-din, 2008) menyebutkan bahwa nilai perusa-haan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.
Semakin tinggi nilai perusahaan meng-gambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya.
Nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring
yang efektif.
Tinjauan Mengenai Kepemilikan Manajemen.
Kepemilikan manajerial (Christiawan dan
Tari-gan, 2007) adalah situasi dimana manajer me-miliki saham perusahaan atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Dengan demikian, manajer yang memiliki peran ganda sebagai pemegang saham dalam
perusahaan yang ia pimpin tidak akan membiarkan perusahaannya mengalami
kesulitan keuangan. Jansen dan Meckling (Sukarta, 2007) menyatakan bahwa
semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka
manajemen akan ber-upaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham
yang juga adalah dirinya sendiri.
Tinjauan Mengenai
Tipe Industri. Tipe Indus-tri
dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yakni industri yang masuk sebagai
kategori high -profile dan industri low -profile. Klasifikasi tipe
industri oleh banyak peneliti sifatnya sangat subyektif dan berbeda-beda. Roberts
(Hackston dan Milne, 1996) mengelompokkan perusahaan otomotif, penerbangan dan
minyak sebagai industri yang high-profile. Sedangkan Diekers dan Perston
(Hackston dan Milne, 1996) mengatakan bahwa industri ekstraktif merupakan
industri yang high -profile. Patten (1991) dalam Hackston & Milne
(1996) menge-lompokkan industri pertambangan, kimia, dan
176 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, September 2008: 174-185
kehutanan sebagai industri yang high-profile.
CSR
dan Nilai Perusahaan. Penelitian
sebe-lumnya yang dilakukan oleh Ahmad, et al. (2003) di Malaysia
menemukan bukti bahwa pengungkapan CSR mencerminkan usaha-usa-ha perusahaan
untuk meningkatkan citra pe-rusahaan dan agar dapat dilihat sebagai perusa-haan
yang bertanggungjawab. Penelitian yang dilakukan oleh Hill, et al.
Menemukan fakta bahwa dalam jangka panjang, perusahaan yang memiliki komitmen
terhadap CSR mengalami kenaikan harga saham yang sangat signifikan dibandingkan
dengan berbagai perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR. Dahlia dan
Siregar (2008) menemukan fakta bahwa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Dengan
demikian menimbulkan dugaan menarik bahwa pengungkapan CSR berpenga-ruh positif
terhadap nilai perusahaan. Berda-sarkan penelitian-penelitian terdahulu maka
dapat diajukan hipotesis satu yaitu: H1: Corpo-rate social
responsibility berpengaruh positif ter-hadap nilai perusahaan.
Persentase
Kepemilikan Manajemen, CSR, dan Nilai Perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Gray, et al. (Anggraeni,
2006) menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan
maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan,
dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Anggraeni (2006)
berpendapat bahwa manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam
rangka untuk meningkatkan citra perusahaan, mes-kipun ia harus mengorbankan
sumber daya untuk aktivitas tersebut.
Struktur
kepemilikan oleh beberapa pe-neliti dipercaya mampu mempengaruhi jalan-nya
perusahaan yang pada akhirnya berpenga-ruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Penelitian
sebelumnya menunjuk-kan bahwa kepemilikan manajerial mempenga-ruhi nilai
perusahaan dan nilai perusahaan juga mempengaruhi kepemilikan manajerial
(Almilia dan Silvy, 2006). Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang
mereka miliki (Wahyudi
dan Pawestri, 2006). Adanya hubungan
antara persentase kepemilikan manajemen dengan CSR dan hubungan antara CSR
dengan nilai perusahaan, menimbulkan dugaan menarik bahwa persentase
kepemilikan manajemen da-pat menjadi variabel moderating dalam hubu-ngan antara
CSR dengan nilai perusahaan. Dengan demikian dapat diajukan hipotesis dua
sebagai berikut: H2: Persentase kepemilikan manajemen berperan sebagai
variabel moderat-ing dalam hubungan antara Corporate social
re-sponsibility dengan nilai perusahaan.
Tipe Industri, CSR,
dan Nilai Perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Anggraeni (2006)
mengenai pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
menemu-kan hasil bahwa variabel persentase kepemilik-an manajemen dan tipe
industri berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan da-lam
mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Tipe
industri berpengaruh terhadap kebijakan peru-sahaan dalam mengungkapkan
informasi so-sial. Industri yang high-profile yaitu industri yang
memiliki visibilitas konsumen, risiko poli-tis yang tinggi, atau menghadapi
persaingan yang tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih
banyak diban-dingkan industri yang low-profile.
Penelitian lain dilakukan oleh Zuhroh
(Sa-yekti dan Wondabio, 2007), menemukan bukti empiris bahwa pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Adanya hubungan
antara tipe industri dengan CSR dan hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan
maupun volume perdagangan saham, menimbulkan dugaan bahwa tipe industri dapat
menjadi variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diajukan
hipotesis tiga, yakni: H3:Tipe industri berperan sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara Corporate social responsibility dengan
nilai perusahaan.
Model penelitian tampak pada Gambar 1.
Peranan Corporate
Social Responsibility (Barbara
dan Suharti) 177
Corporate Social
|
|
Nilai Perusahaan (Y)
|
|
Responsibility (X
|
1)
|
|
|
|
|
Gambar Model Hubungan CSR dan Nilai
Perusahaan
Persentase Kepemilikan Manajemen (X2)
Corporate Social
Responsibility (X1)
Nilai Perusahaan (Y)
Gambar Model Hubungan CSR, Nilai
Perusahaan, dan Tipe Industri
Tipe Industri (X3)
Corporate Social
Nilai Perusahaan (Y)
Responsibility (X1)
Gambar Model Hubungan CSR, Nilai
Perusahaan, dan Tipe Industri
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Obyek/Subyek
Penelitian
Sampel penelitian ini adalah perusahaan go
public yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan lengkap
(annual report) pada tahun 2005 dan 2006.
Teknik
Pengambilan Sampel
Sampel dipilih dengan metode purposive
sam-pling, dengan kriteria sampel sebagai berikut:
(1) Seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI selama tahun 2005-2006, (2) Perusahaan-peru-sahaan yang menjadi sampel
adalah perusa-haan yang mempublikasikan laporan tahunan selama tahun 2005-2006,
(3) Mengungkapkan informasi sosial dan informasi lainnya yang dibutuhkan selama
tahun 2005-2006, (4) Memi-liki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian.
Teknik
Pengumpulan Data
yakni data yang tidak didapatkan langsung
dari sumbernya. Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang terdaftar
di BEI un-tuk periode 2005-2006, data tersebut didapatkan dari website www.idx.co.id.
Selain mengumpul-kan data dari laporan tahunan perusahaan yang digunakan untuk
menghitung indeks CSR, data juga didapatkan dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) tahun 2006 dan 2007.
Definisi
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Independen. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah CSR. Untuk menentukan tingkat pengungkapan informasi sosial dalam
laporan tahunan pada setiap perusahaan, maka perlu dihitung angka indeks.
Perhitungan un-tuk mencari angka indeks ditentukan dengan formulasi sebagai
berikut (Haniffa, et al. dalam
Sayekti dan Wondabio, 2007):
CSRIj =
|
Ã¥Xij
|
(1)
|
|
nj
|
|
||
|
|
|
Data
penelitian ini merupakan data kuantitatif yang dikelompokkan ke dalam data
sekunder
Keterangan: CSRIj adalah Corporate Social Res-ponsibility Disclosure Index perusahaan j; nj
178 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, September 2008: 174-185
adalah jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 38
|
digunakan dalam penelitian. Adapun pengu-
|
|
||||||
Xij adalah dummy variable (1=jika
item i diung-
|
jian yang dilakukan adalah: (1) Uji
normalitas
|
|
||||||
kapkan; 0=jika item i tidak diungkapkan)
|
yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
|
|
||||||
|
Variabel
|
Moderating. Variabel
|
moderating
|
model regresi, variabel pengganggu atau resi-
|
|
|||
pertama dalam penelitian ini adalah persentase
|
dual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005).
|
|
||||||
kepemilikan
|
manajemen, yakni
|
persentase
|
Untuk menguji apakah data berdistribusi
nor-
|
|
||||
saham yang dimiliki oleh manajer,
direksi serta
|
mal atau tidak maka akan dilakukan
dengan
|
|
||||||
dewan komisaris. Variabel moderating
kedua
|
menggunakan uji statistik non-parametrik
Kol-
|
|
||||||
adalah tipe Industri. Tipe industri perusahaan
|
mogorov-Smirnov (K-S); (2) Uji Multikolinea-
|
|
||||||
akan dibedakan menjadi dua, yaitu high
profile
|
ritas dimaksudkan untuk menguji apakah
da-
|
|
||||||
dan low profile. Perusahaan perminyakan dan
|
lam model regresi ditemukan adanya korelasi
|
|
||||||
pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,
|
antarvariabel bebas/independen (Ghozali,
2005).
|
|
||||||
penerbangan, agribisnis, tembakau dan
rokok,
|
Pada dasarnya, data dikatakan baik bila
tidak
|
|
||||||
produk makanan dan minuman, media, dan
|
terjadi problem multikolinearitas. Dalam pene-
|
|
||||||
komunikasi, kesehatan, transportasi, dan
pari-
|
litian ini, masalah multikolinieritas
dilihat dari
|
|
||||||
wisata akan dimasukkan ke dalam kategori high
|
VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance,
|
|
||||||
profile. Sedangkan, perusahaan di bidang ba-
|
(3) Uji autokorelasi dilakukan untuk
menguji
|
|
||||||
ngunan, keuangan dan
perbankan, supplier
|
apakah dalam model regresi linear ada korelasi
|
|
||||||
peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan
|
kesalahan pengganggu pada periode t dengan
|
|
||||||
produk tekstil, produk personal, dan produk
|
kesalahan pengganggu pada periode t-1 yakni
|
|
||||||
rumah tangga dimasukkan ke dalam
kategori
|
periode
sebelumnya (Ghozali, 2005).
Untuk
|
|
||||||
low profile (Sembiring,
2005). Perusahaan yang
|
mengetahui ada atau tidaknya masalah auto-
|
|
||||||
termasuk dalam industri
yang high-profile
|
korelasi ini maka
digunakan uji Breusch-
|
|
||||||
diberikan skor 1, sedangkan perusahaan
yang
|
Godfrey (BG test); (3) Uji
Heteroskedastisitas,
|
|
||||||
termasuk dalam industri yang low-profile diberi-
|
dilakukan untuk menguji apakah dalam model
|
|
||||||
kan skor 0.
|
|
|
|
regresi
terjadi ketidaksamaan varian
dari
|
|
|||
|
Variabel Dependen. Variabel dependen da-
|
residual satu observasi ke observasi lain. Model
|
|
|||||
lam
penelitian ini adalah
nilai perusahaan,
|
regresi yang baik adalah model regresi
yang
|
|
||||||
yakni harga yang bersedia dibayar oleh
calon
|
homoskedastisitas atau
tidak terjadi hetero-
|
|
||||||
pembeli andai perusahaan
tersebut dijual.
|
skedastisitas, yakni variance dari residual satu
|
|
||||||
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan
diukur
|
pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap
|
|
||||||
dengan menggunakan Tobin’s q. Adapun rumus
|
(Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, untuk
|
|
||||||
menghitung nilai perusahaan dengan meng-
|
mengetahui apakah model regresi homoske-
|
|
||||||
gunakan rasio Tobin’s q ini adalah sebagai beri-
|
dastisitas atau tidak maka dilakukan uji Glejser.
|
|
||||||
kut:
|
|
|
|
Uji
Hipotesis dan Analisis Data
|
|
|||
|
(EMV
+D)
|
|
|
|||||
q =
|
(2)
|
Untuk menjawab hipotesis 1, data dianalisis
|
|
|||||
(EBV +D)
|
|
dengan
menggunakan alat analisis
statistik
|
|
|||||
dimana: q adalah nilai perusahaan; EMV adalah
|
yakni analisis regresi linier sederhana. Hipo-
|
|
||||||
tesis akan diterima jika nilai sig <
α dan nilai
|
|
|||||||
nilai pasar ekuitas (EMV=closing price x jumlah
|
koefisien regresi bernilai positif. Jika salah satu
|
|
||||||
saham yang beredar); EBV adalah nilai
buku
|
dari
syarat tersebut tidak
terpenuhi, maka
|
|
||||||
dari total aktiva; D adalah nilai buku dari total
|
hipotesis tidak dapat diterima. Untuk menja-
|
|
||||||
hutang.
|
|
|
|
wab hipotesis 2 dan hipotesis 3, data akan
|
|
|||
Uji
Asumsi Klasik
|
|
dianalisis
|
dengan
|
menggunakan Moderated
|
|
|||
|
Regression Analysis (MRA) atau sering disebut
|
|
||||||
Uji Asumsi Klasik merupakan pengujian yang
|
dengan uji interaksi. Dengan demikian,
maka
|
|
||||||
persamaan
|
regresi
|
untuk
ketiga hipotesis ini
|
|
|||||
harus dilakukan sebelum melakukan
pengujian
|
|
|||||||
adalah:
|
|
|
|
|||||
hipotesis dan analisis data. Uji asumsi
klasik ini
|
|
|
|
|||||
Y = a + b1XI + e
|
(3)
|
|
||||||
dilakukan untuk mengetahui kualitas data yang
|
|
|||||||
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||
Peranan Corporate Social Responsibility (Barbara dan Suharti)
|
|
179
|
|
Y = a + b1XI
+ b2X2 + b4XI
X2
+ e (4) Statistik
Deskriptif
Y = a + b1XI + b3X3 + b5XI X3 + e
|
(5)
|
Keterangan: Y adalah Nilai
Perusahaan; a adalah Konstanta; b1
-b5 adalah Koefisien Re-gresi; XI adalah CSR; X2 adalah Persentase Ke-pemilikan Manajemen;
X3 adalah Tipe Industri; XIX2 adalah Interaksi antara CSR dengan
Per-sentase Kepemilikan Manajemen; XIX3 adalah Interaksi antara CSR dengan Tipe
Industri; e adalah Error Term, adalah tingkat kesalahan penduga
dalam penelitian
Selanjutnya
untuk pengolahan data digu-nakan fasilitas bantuan program komputer SPSS 12.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran
Umum Obyek/Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Objek penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan tahunan
lengkap beserta dengan catatan lapor-an keuangannya per 31 Desember 2005 dan
per 31 Desember 2006. Pada tahun 2005, terdapat 339 perusahaan yang terdaftar
di BEI, namun hanya 325 perusahaan saja yang menerbitkan laporan tahunan
lengkap pada tahun tersebut. Pada tahun 2006, perusahaan yang listing di BEI
sebanyak 340 perusahaan dan hanya 209 perusahaan saja yang menerbitkan laporan
tahunan lengkap. Berdasarkan hasil pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan pada bab III, diperoleh jumlah sam-pel sebanyak 131 perusahaan
(63 perusahaan untuk tahun 2005 dan 68 perusahaan untuk tahun 2006).
Tabel 1 merupakan gambaran statistik deskriptif
variabel-variabel yang digunakan dalam pene-litian ini. Variabel CSR
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,162711. Variabel persentase
kepemilikan manajemen memiliki nilai minimum 0,0000 dan nilai maksimumnya
0,5315 dengan nilai rata-rata 0,022815. Variabel selanjutnya adalah tipe
industri yang memiliki nilai rata-rata 0,44 serta standar deviasi sebesar
0,499. Variabel terakhir adalah nilai perusahaan yang merupakan variabel
independen dalam penelitian ini, dimana nilai minimumnya 0,1668, nilai
maksimumnya 1,8142, dan rata-ratanya 0,774110.
Uji
Asumsi Klasik
Normalitas. Hasil pengujian one
sample Kolmo-gorov Smirnov test dengan menggunakan nilai unstandardize
residual menghasilkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,130 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah lulus uji nor-malitas
artinya data berdistribusi normal.
Multikolinearitas. Hasil analisis menun-jukkan bahwa nilai
VIF semua variabel berada di bawah 10 dan nilai tolerance berada di atas
0,10 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi 2 dan model regresi 3
tidak terjadi gejala multikolinieritas.
Autokorelasi.
Hasil
pengujian BG test menunjukkan bahwa model regresi 1 memiliki
nilai lag residual 0,817>0,05. Model regresi 2 memiliki nilai lag residual
0,855>0,05, dan model regresi 3 nilai lag residualnya adalah sebesar
0,705>0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data lulus uji
autokorelasi, atau dengan kata lain ini berarti model regresi bebas dari
autokorelasi.
Heteroskedastisitas. Hasil pengujian hete-
Tabel 1. Jumlah Perusahaan Sampel
Descriptive Statistics
|
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai Perusahaan
|
131
|
,1668
|
1,8142
|
,774110
|
,3259497
|
|
Indeks Pengungkapan Sosial
|
131
|
,0263
|
,3947
|
,162711
|
,0932357
|
|
Kepemilikan Manajemen
|
131
|
,0000
|
,5315
|
,022815
|
,0845775
|
|
Tipe Industri
|
131
|
0
|
1
|
,44
|
,499
|
|
Valid N (listwise)
|
131
|
|
|
|
|
180 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, September 2008: 174-185
rokedastisitas dengan menggunakan uji glejser
menunjukkan bahwa variabel CSR untuk se-mua model regresi memiliki nilai sig
0,000< 0,05 artinya adalah variabel tersebut tidak lulus uji
heteroskedastisitas. Sedangkan persentase kepemilikan manajemen dan interaksi
antara CSR dengan persentase kepemilikan manaje-men masing-masing memiliki
nilai sig 0,363 dan 0,184. Dengan demikian persentase kepe-milikan manajemen
dan interaksi antara CSR dengan persentase kepemilikan manajemen lulus uji
heteroskedastisitas, karena probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Tipe industri dan interaksi antara CSR dengan tipe industri juga
lulus uji heteroskedastisitas karena nilai sig untuk masing-masing variabel
adalah 0,776 dan 0,085 lebih besar dari 0,05.
Pengujian
Hipotesis
Analisis R-square. Nilai R-square untuk
model regresi 1 sebesar 0,099 artinya bahwa variabel nilai
perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel CSR sebesar 9,9 persen, sedangkan
sisanya se-besar 90,1 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai Adjusted R-square untuk
model regresi 2 sebesar 0,102 yang berarti
bahwa nilai perusahaan dapat dijelaskan
oleh variabel CSR, persentase kepemilikan manaje-men, dan interaksi antara CSR
dengan persen-tase kepemilikan manajemen sebesar 10,2 per-sen, sisanya sebesar
89,8 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini. Nilai perusahaan pada model 3 dapat dijelaskan oleh
variabel CSR, tipe industri, dan interaksi antara CSR dengan tipe industri
sebesar 15,9 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
ada dalam model penelitian. Hal ini dapat diketahui dari nilai Adjusted
R-square untuk model regresi 3 yang hanya sebesar 0,159.
Uji Signifikansi
Simultan (Uji F). Tabel 2
dan Tabel 3 menunjukkan hasil uji
signifikansi simultan untuk hipotesis 2 dan hipotesis 3 penelitian ini. Pada Tabel
5 diketahui bahwa nilai sig untuk hipotesis 2 adalah 0,001<0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa CSR, persen-tase kepemilikan manajemen, serta interaksi
antara CSR dengan persentase kepemilikan manajemen secara simultan/bersama-sama
ber-pengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Tabel
3 menunjukkan
nilai sig untuk hi-potesis 2 adalah 0,000<0,05 maka dapat disim-
Tabel 2. Hasil Uji Signifikansi untuk Hipotesis 2
ANOVA
Model
|
|
Sum of
|
df
|
Mean
|
F
|
Sig.
|
|
|
Squares
|
|
Square
|
|
|
1
|
Regression
|
1,700
|
3
|
,567
|
5,942
|
,001(a)
|
|
Residual
|
12,112
|
127
|
,095
|
|
|
|
Total
|
13,812
|
130
|
|
|
|
a Predictors: (Constant), XIX2, Indeks
Pengungkapan Sosial, Kepemilikan Manajemen
b Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Tabel 3. Uji Hipotesis 1
Coefficients(a)
|
Model
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
||
|
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
(Constant)
|
,595
|
,055
|
|
10,873
|
,000
|
|
|
|
Indeks Pengungkapan
|
1,100
|
,292
|
,315
|
3,764
|
,000
|
|
|
|
Sosial
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Peranan Corporate
Social Responsibility (Barbara
dan Suharti) 181
pulkan bahwa CSR, tipe industri, serta
interaksi antara CSR dengan tipe industri secara simul-tan/bersama-sama
berpengaruh terhadap va-riabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Uji
Signifikansi Paramater Individual (Uji t). Hasil pengujian pada Tabel
4 menunjukkan bahwa variabel CSR memiliki koefisien
regresi sebesar +1,100 dengan nilai sig 0,000<0,05. Dari hasil analisis
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima, artinya bahwa Corporate social
responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4 maka diperoleh model persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = 0, 595 + 1,100XI + e
Hasil
pengujian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel interaksi antara CSR
dengan persentase kepemilikan manajemen pada pene-litian ini memiliki nilai sig
0,592 > 0,05 dengan koefisien regresi sebesar -3,266. Dengan demi-kian
berarti H 2 ditolak, sehingga dapat disim-pulkan
bahwa persentase kepemilikan manaje-men tidak berperan sebagai variabel
modera-ting dalam hubungan antara Corporate social responsibility dengan
nilai perusahaan.
Hasil pengujian pada Tabel 5
menunjukkan bahwa interaksi antara CSR dengan tipe indus-tri pada penelitian
ini memiliki nilai sig 0,223>0,05. Dengan demikian berarti H3
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tipe indus-tri tidak berperan sebagai
variabel moderating dalam hubungan antara Corporate social responsi-bility dengan
nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil uji regresi linier
seder-hana didapatkan hasil bahwa variabel CSR me-miliki nilai sig
0,000>0,05 dengan koefisien re-gresi bernilai positif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima, artinya adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa Corporate social responsibility berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan didukung. Dengan demikian jelas bahwa
CSR menjadi salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Semakin banyak
perusahaan mengungkapkan item pengung-kapan sosialnya dan semakin bagus
kualitas pengungkapannya, maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya.
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, et al.
(2003) di Malaysia yang menemukan bukti bahwa pe-ngungkapan CSR mencerminkan
usaha-usaha perusahaan untuk meningkatkan citra perusa-
Tabel 4. Uji Hipotesis 2
Coefficients(a)
|
Model
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|
|
|
|
|
1
|
(Constant)
|
,620
|
,057
|
|
10,866
|
,000
|
|
|
|
|
Indeks Pengungkapan Sosial
|
1,033
|
,299
|
,295
|
3,456
|
,001
|
|
|
|
|
Kepemilikan Manajemen
|
-,273
|
,662
|
-,071
|
-,412
|
,681
|
|
|
|
|
XIX2
|
-3,266
|
6,075
|
-,091
|
-,538
|
,592
|
|
|
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 5. Uji Hipotesis 3
Coefficients(a)
|
|
|
Unstandardized
|
Standardized
|
|
|
|
|
|
Model
|
|
Coefficients
|
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
|
|
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|
|
|
|
1
|
(Constant)
|
,631
|
,066
|
|
9,514
|
,000
|
|
|
|
Indeks Pengungkapan
|
,275
|
,443
|
,079
|
,622
|
,535
|
|
|
|
Sosial
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tipe Industri
|
,064
|
,119
|
,098
|
,541
|
,590
|
|
|
|
XIX3
|
,762
|
,622
|
,279
|
1,225
|
,223
|
|
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan
182 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, September 2008: 174-185
haan dan agar dapat dilihat sebagai
perusahaan yang bertanggungjawab. Penelitian ini juga se-suai dengan penelitian
yang dilakukan Dahlia dan Siregar (2008) yang menemukan fakta
bah-wa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, dimana hasil
penelitian tersebut mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa
tanggung jawab sosial ter-hadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak yang
positif, yang dalam jangka pan-jang akan tercermin dalam keuntungan perusa-haan
dan kinerja keuangannya.
Hasil analisis terhadap hipotesis 2 yang
menyatakan bahwa persentase kepemilikan manajemen berperan sebagai variabel moderat-ing
dalam hubungan antara Corporate social re-sponsibility dengan nilai
perusahaan, tidak dapat diterima. Hal ini dapat diketahui dari nilai
koefisien regresi yang negatif dan nilai sig variabel interaksi antara
persentase kepemilik-an manajemen dengan CSR sebesar 0.592 dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0.05.
Hasil
penelitian ini tidak mendukung pe-nelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2006)
yang menyatakan bahwa variabel persentase kepemilikan manajemen dan tipe
industri ber-pengaruh signifikan terhadap kebijakan peru-sahaan dalam
mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi.
Penelitian ini juga tidak mendukung penelitian
Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang mene-mukan bukti bahwa
variabel kepemilikan in-stitusional dan kepemilikan manajerial mem-punyai
pengaruh positif terhadap nilai perusa-haan.
Penolakan
hipotesis ini dimungkinkan ka-rena selama tahun pengamatan, persentase
ke-pemilikan manajemen perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel relatif kecil.
Bila dihitung, maka dapat diketahui bahwa rata-rata persen-tase kepemilikan
manajemen selama tahun pengamatan hanya sebesar 2,28 persen. Dengan demikian
hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlela
dan Islahuddin (2008) yang menemukan fakta bahwa persentase kepemilikan
manajemen ti-dak bertindak sebagai variabel moderating dalam hubungan
antara CSR dengan nilai peru-sahaan.
Hasil analisis untuk H3 yang menyatakan
bahwa tipe industri berperan sebagai
variabel moderating dalam hubungan antara Corporate social
responsibility dan nilai perusahaan tidak dapat diterima karena
nilai sig variabel inter-aksi antara X1 dengan X3 sebesar 0,223 > 0,05.
Hasil penelitian ini tidak mendukung peneli-tian yang dilakukan oleh Anggraeni
(2006) yang menemukan fakta bahwa tipe industri berpe-ngaruh terhadap kebijakan
perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial. Menurutnya perusahaan yang
termasuk dalam industri yang high-profile akan memberikan informasi
sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang low-profile.
Penolakan
hipotesis tiga ini dimungkinkan karena perusahaan yang high profile
dalam penelitian ini masih lebih sedikit yakni hanya 58 perusahaan dibandingkan
dengan perusaha-an yang termasuk pada industri low profile se-banyak 73
perusahaan. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Kelly (1981), Davey (1982), Ng (1985) dan Cowen,
et al. (1987), yang tidak menemukan hubungan antara kedua variabel
tersebut.
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
penga-ruh CSR terhadap nilai perusahaan, selain itu juga menguji apakah
persentase kepemilikan manajemen dan tipe industri berperan sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada model 2, variabel CSR, persentase kepemilikan manajemen,
dan interaksi antara CSR dengan persentase ke-pemilikan manajemen, secara
simultan berpe-ngaruh terhadap nilai perusahaan. Sama halnya dengan model
regresi 2, variabel CSR, tipe in-dustri dan interaksi antara CSR dengan tipe
industri pada model regresi 3 juga mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
nilai peru-sahaan.
Bukti
empiris penelitian ini mendukung Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif terha-dap nilai perusahaan, artinya
bahwa CSR me-rupakan faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai
perusahaan. Semakin banyak
Peranan Corporate Social Responsibility (Barbara dan Suharti)
|
183
|
perusahaan mengungkapkan item
pengung-kapan sosialnya dan semakin bagus kualitas pengungkapannya, maka akan
semakin tinggi nilai perusahaannya. Dari hasil pengujian data juga ditemukan
fakta bahwa persentase ke-pemilikan manajemen dan tipe industri tidak berperan
sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan.
Saran
penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya
sebaiknya memperpanjang periode pengamatan agar da-pat lebih mengetahui
implikasi penerapan CSR dalam jangka panjang, (2) Peneliti selanjutnya
sebaiknya terus menambah item pengungkapan CSR yang sesuai dengan kondisi yang
ada dalam masyarakat, misalnya item promosi karyawan/pegawai, serta item
lainnya yang berhubungan dengan masalah energi, (3) Nilai
R-square dan Adjusted R 2 dalam penelitian ini masih relatif
kecil yang menunjukkan bahwa variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian penelitian selanjutnya dapat menam-bah atau
menggunakan variabel lainnya untuk mengetahui lebih lanjut variabel apa saja
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Keterbatasan
dari penelitian ini adalah: (1) Item pengungkapan sosial perusahaan dalam
penelitian ini masih sangat terbatas karena data hanya diambil dari laporan
tahunan, bukan dari laporan keberlanjutan, (2) Variabel CSR dalam penelitian
ini tidak lolos uji heteroske-dastisitas, yang berarti bahwa model regresi
belum sepenuhnya baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. N., et al. 2003. Corporate
Social Re-sponsibility Disclosure in Malaysia: An Analysis of Annual Reports of
KLSE Listed Companies. IIUM Journal of Eco-nomics and Management. 11,
No. 1: 51-86.
Almilia, L. S. dan Silvy, M. 2006.
Kebijakan Di-viden dan Kebijakan Leverage terhadap Prediksi Kepemilikan
Manajerial dengan Teknik Analisis Multinomial Logit. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis. Vol. 6, No. 1.
Anggraeni,
R. Fr. 2006. Pengungkapan Informa-si Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempe-ngaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan
Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Kumpulan Makalah SNA IX.
Christiawan,
Y. J. dan Tarigan, J. 2007. Kepe-milikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja
dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No.
I.
Dahlia,
L. dan Siregar, S. V. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Perusahaan. Kumpulan Makalah SNA X1.
Edwin
dan Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengung-kapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial
pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di
BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 12, No. I, Januari.
Ghozali,
I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hackston,
D. and Milne, M. J. 1996 . Some De-terminants of Social and Environmental
Disclosures in New Zealand Companies.
Accounting,
Auditing & Accountability Journal. Vol. 9, No. 1: 77-108.
Magdalena,
N. dan Herlina. 2008. Pengemba-ngan Value-Based Management Melalui Corporate
Social Responsibility dan Pre-miumisation sebagai Strategi Menembus Persaingan
Pasar Masa Depan. Kumpulan Makalah National Conference UKWMS.
Nurlela,
R. dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Persentase Ke-pemilikan Manajemen sebagai Variabel
Moderating. Kumpulan Makalah SNA X1.
Nurmansyah,
A. 2006. Corporate Social Res-ponsibility: Isu dan Implementasinya. Ka-jian
Bisnis. Vol. 14, No. 1: 86-98.
Rachmawati,
A. dan Triatmoko, H. 2007. Ana-lisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
184 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7, Nomor 2, September 2008: 174-185
Kualitas
Laba dan Nilai
Perusahaan.
Kumpulan Makalah SNA X.
Sayekti,
Y. dan Wondabio, L. S. 2007 . Penga-ruh CSR Disclosure terhadap Earning
Re-sponse Coefficient. Kumpulan Makalah SNA X.
Sembiring,
Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tang-gungJawab
Sosial: Studi pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Siregar,
Chairil N. 2007. Analisis Sosiologis ter-hadap Implementasi Corporate Social
Responsibility pada Masyarakat Indone-sia. Jurnal Sosioteknologi. Edisi
12 Tahun 6: 285-288.
Sukarta,
M. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusa-haan
pada Kesejahteraan Pemegang Sa-ham Perusahaan Target Akuisisi. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10, No. 3: 243-267.
Suwaldiman. 2000. Pentingnya Pertimbangan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan da-lam Penetapan Tujuan Pelaporan Keuang-an
dalam Conceptual Framework Pela-poran Keuangan Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol. 4, No. 1: 67-99.
Wahyudi, U. dan Pawestri, H. P. 2006.
Impli-kasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan
Keuang-an sebagai Variabel Intervening. Kumpul-an Makalah SNA IX.
www.bpkp.go.id.
www.wikipedia.com
www.bumn.go.id
Peranan Corporate
Social Responsibility (Barbara
dan Suharti) 185
Tidak ada komentar:
Posting Komentar